Dalam dunia bisnis yang semakin kompleks dan penuh risiko, organisasi membutuhkan pendekatan pengelolaan risiko yang terkoordinasi dan efisien. Di sinilah konsep combined assurance menjadi sangat relevan.
Pendekatan ini membantu anda mengintegrasikan semua fungsi assurance dalam organisasi untuk memastikan informasi yang disampaikan ke manajemen dan dewan direksi benar, relevan, dan komprehensif.
Apa Itu Combined Assurance?
Secara definisi, combined assurance adalah metode kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai sumber assurance seperti audit internal, audit eksternal, manajemen risiko, kepatuhan (compliance), dan kontrol internal untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai manajemen risiko dan kontrol di suatu organisasi.
Dengan menerapkan combined assurance, anda dapat menghindari tumpang tindih kegiatan assurance dan memastikan bahwa semua risiko penting telah teridentifikasi serta dikendalikan dengan tepat.
Contoh Penerapan Combined Assurance di Dunia Nyata
Untuk memberikan gambaran konkret, berikut beberapa contoh penerapan combined assurance:
- Industri Perbankan: Divisi audit internal, kepatuhan, dan manajemen risiko bekerja sama untuk meninjau efisiensi sistem kontrol anti pencucian uang (AML).
- Sektor Energi: Perusahaan energi melakukan integrasi antara audit HSE (Health, Safety & Environment), kontrol keuangan, dan audit operasional.
- Industri Jasa Keuangan: Tim compliance dan internal audit bersinergi untuk memantau kepatuhan terhadap regulasi OJK dan pelaporan pajak.
Dalam setiap kasus ini, berbagai fungsi assurance tidak bekerja secara terpisah, melainkan saling berbagi informasi, menyelaraskan pendekatan, dan menghindari duplikasi pekerjaan.
Baca Juga: Program Kerja Audit Internal: Pengertian, Manfaat, dan Contoh Implementasi
Manfaat Combined Assurance untuk Organisasi Anda
Mengadopsi combined assurance memberikan berbagai keuntungan strategis bagi organisasi, antara lain:
1. Efisiensi Operasional
Dengan menyatukan proses assurance, anda dapat mengurangi duplikasi aktivitas, menekan biaya audit, dan menghemat waktu.
2. Peningkatan Akurasi Informasi
Karena tim-tim assurance bekerja secara kolaboratif, informasi yang anda sampaikan ke manajemen dan dewan lebih akurat, menyeluruh, dan relevan.
3. Deteksi Risiko yang Lebih Cepat
Ketika berbagai lini pertahanan (three lines of defense) berkoordinasi, potensi risiko dapat teridentifikasi dan ditindaklanjuti lebih cepat.
4. Peningkatan Kepatuhan Regulasi
Regulator, terutama di industri jasa keuangan, sangat menghargai pendekatan combined assurance karena meningkatkan ketertelusuran dan transparansi proses assurance.
5. Keputusan Bisnis yang Lebih Baik
Manajemen dapat mengambil keputusan berdasarkan laporan assurance yang menyatu, jelas, dan bebas konflik.
Beda Audit dengan Assurance
Meskipun sering dianggap sama, audit dan assurance memiliki perbedaan mendasar:
Aspek | Audit | Assurance |
Fokus | Mengevaluasi laporan keuangan | Memberikan keyakinan atas proses, sistem, dan kontrol |
Pelaku | Auditor eksternal atau internal | Tim internal, auditor, konsultan, compliance, dll |
Cakupan | Biasanya terbatas pada aspek keuangan | Lebih luas: keuangan, operasional, risiko, kepatuhan |
Tujuan | Memberikan opini terhadap laporan keuangan | Memberikan keyakinan bahwa proses berjalan efektif |
Dengan memahami perbedaannya, anda bisa menentukan kapan dan bagaimana melibatkan masing-masing fungsi dalam strategi assurance.
Langkah Implementasi Combined Assurance
Agar penerapan combined assurance berjalan optimal, anda bisa mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Identifikasi Fungsi Assurance yang Ada
Petakan semua fungsi assurance dalam organisasi anda, seperti audit internal, compliance, manajemen risiko, dan kontrol internal.
2. Definisikan Peran dan Tanggung Jawab
Tentukan siapa yang bertanggung jawab atas area tertentu agar tidak terjadi tumpang tindih.
3. Bangun Sistem Kolaborasi
Gunakan tools digital atau platform manajemen risiko untuk berbagi data dan laporan secara real-time.
4. Kembangkan Framework Combined Assurance
Susun kerangka kerja yang menyelaraskan peran assurance dan mengatur alur pelaporan ke manajemen atau dewan.
5. Lakukan Pelatihan Tim
Pastikan semua pihak memahami konsep, tujuan, dan proses combined assurance melalui pelatihan berkala.
6. Tinjau dan Evaluasi Secara Berkala
Lakukan evaluasi berkala untuk menyesuaikan framework dengan perubahan struktur organisasi atau risiko baru.
Tantangan dalam Menerapkan Combined Assurance
Meski menjanjikan banyak manfaat, anda mungkin menghadapi beberapa tantangan saat mengimplementasikan combined assurance, seperti:
- Resistensi internal karena perubahan peran dan tanggung jawab
- Kurangnya komunikasi antar tim
- Data yang tidak terintegrasi
- Kurangnya dukungan dari pimpinan puncak
Untuk mengatasi tantangan tersebut, anda perlu membangun budaya kolaboratif dan melibatkan pimpinan sejak tahap awal perencanaan.
Peran Teknologi dalam Combined Assurance
Teknologi berperan besar dalam menunjang penerapan combined assurance. Anda bisa menggunakan:
- Platform GRC (Governance, Risk, Compliance): Untuk mengelola risiko dan mengintegrasikan laporan assurance.
- Software audit internal: Untuk menyimpan temuan dan rencana tindakan yang bisa dibagikan ke tim lain.
- Dashboard interaktif: Untuk menyajikan informasi real-time ke manajemen dan dewan.
Salah satu solusi yang bisa anda pertimbangkan adalah layanan dari Audithink, yang menyediakan fitur-fitur lengkap untuk mendukung integrasi assurance dan manajemen risiko secara menyeluruh.
Budaya Assurance yang Efektif: Kunci Keberhasilan Combined Assurance
Menerapkan combined assurance tidak akan optimal tanpa membangun budaya assurance yang kuat dalam organisasi anda. Budaya assurance mencerminkan sejauh mana individu dan tim memahami pentingnya integritas, akuntabilitas, dan transparansi dalam setiap proses bisnis. Budaya ini harus dimulai dari pucuk pimpinan. Jika eksekutif menunjukkan komitmen terhadap tata kelola yang baik dan risiko yang terkelola, maka tim di bawahnya akan lebih mudah mengikuti.
Beberapa cara untuk membangun budaya assurance yang efektif meliputi:
- Memberikan pelatihan reguler tentang peran dan pentingnya fungsi assurance
- Mendorong komunikasi terbuka antara tim audit, compliance, dan manajemen risiko
- Menghargai temuan audit dan menjadikannya landasan perbaikan, bukan sekadar formalitas
- Mengintegrasikan nilai assurance dalam kebijakan internal, proses rekrutmen, dan sistem insentif
Ketika budaya assurance telah tertanam kuat, setiap individu akan memahami bahwa tugas mereka tidak hanya menyelesaikan pekerjaan, tetapi juga memastikan bahwa pekerjaan tersebut dilakukan dengan benar, sesuai standar, dan dapat dipertanggungjawabkan. Inilah fondasi penting yang membuat combined assurance benar-benar efektif dan berkelanjutan.
Baca Juga: Tingkatkan Efisiensi dalam Mengelola SDM dengan Aplikasi HR Terbaik
Kesimpulan, Satukan Kekuatan untuk Keamanan Organisasi Anda
Dalam dunia bisnis yang serba cepat dan penuh risiko, anda butuh pendekatan pengawasan yang lebih cerdas dan kolaboratif.
Dengan combined assurance, anda tidak hanya menghemat waktu dan biaya, tetapi juga mendapatkan gambaran menyeluruh tentang risiko dan kontrol dalam organisasi.
Bayangkan semua tim assurance anda, internal audit, compliance, manajemen risiko—bekerja dalam satu sistem yang terintegrasi, saling berbagi informasi, dan memberikan laporan strategis kepada manajemen.
Ingin tahu bagaimana teknologi bisa membantu anda menerapkan combined assurance dengan lebih mudah? Coba demo sistem dari Audithink hari ini juga! Atau, hubungi kami langsung disini.
Dengan Audithink, anda bisa membangun sistem assurance yang kuat, efisien, dan modern, demi keamanan dan keberlanjutan bisnis anda.