Data warehouse merupakan penyimpanan raksasa yang menyimpan, mengorganisir, dan mengelola data-data perusahaan. Mulai dari data keuangan, penjualan, operasional, hingga transaksi bisnis.
Penyimpanan ini seringkali menjadi strategi yang sering digunakan oleh perusahaan dalam mengatasi masalah penyimpanan. Dengan begitu, dokumen-dokumen penting perusahaan tidak hanya tersimpan dengan aman, tetapi juga terpusat dengan rapi.
Bagi orang-orang yang terlibat di perusahaan, penting untuk mengetahui data warehouse dengan baik. Artikel ini akan menjelaskan dengan lengkap terkait pengertian, tujuan, manfaat, jenis-jenis, hingga cara kerjanya.
Pengertian Data Warehouse
Data warehouse adalah sistem penyimpanan data yang mampu menyimpan, mengelola, hingga analisa dalam jumlah besar. Dalam praktiknya, kumpulan data dari berbagai sumber dalam organisasi akan membantu proses pengambilan keputusan manajemen.
Tujuan Dibangunnya Data Warehouse
Pembangunan data warehouse, tidak hanya dilakukan untuk menyediakan ruang penyimpanan berkapasitas besar. Namun juga dilakukan untuk mendukung integrasi data yang utuh dan terpadu dan meningkatkan kualitas data agar lebih akurat dan dapat diandalkan.
Selain itu, keberadaan penyimpanan raksasa itu juga mendukung dalam analisis data yang mendalam dan menyeluruh. Manajemen bisa mengambil keputusan untuk strategi bisnis berdasarkan data historis yang aktual.
Dengan memanfaatkan penyimpanan ini, setiap kinerja bisnis dapat dipantau secara realtime. Mulai dari area yang mengalami peningkatan, kurang efisien, hingga butuh perubahan.
Manfaat Data Warehouse dalam Bisnis
Penyimpanan berbasis data warehouse, berbeda dengan penyimpanan operasional perusahaan. Sebab, sistem ini memiliki berbagai manfaat yang dapat menguntungkan bagi keberlangsungan bisnis dan perusahaan.
- Mempermudah pengambilan keputusan – sistem penyimpanan raksasa tersebut dapat menjadi referensi yang kredibel dan representatif untuk bantu perusahaan menetapkan keputusan.
- Memberikan akses data cepat – data warehouse merupakan sistem penyimpanan bersama yang bisa diakses oleh karyawan, sehingga memungkinkan kemudahan dan kecepatan akses.
- Memberikan data yang konsisten – sistem penyimpanan ini memungkinkan organisasi fail dari berbagai sumber dengan catatan waktu real-time, sehingga setiap orang bisa mendapat laporan secara akurat ketika butuh.
- Membantu mengoptimalkan return on investment (ROI) – selain menyimpan dokumen, penyimpanan ini juga mampu menghitung akurasi pengembalian investasi, sehingga dapat memberi keuntungan pada perusahaan atau pelaku bisnis.
- Memberikan wawasan tentang catatan data – untuk mengambil keputusan, membuat perhitungan prioritas, maupun prediksi bisnis, dibutuhkan dokumen-dokumen yang akurat dan konsisten. Oleh karena itu, data warehouse tepat untuk digunakan sebagai penyedia utama catatan data.
Karakteristik Utama Data Warehouse
Data warehouse dipercaya menjadi alat yang taktis sebagai penyedia utama dokumen dan data perusahaan. Meskipun ada alat lain yang memiliki fungsi sama dengan penyimpanan ini, tetapi data warehouse memiliki karakteristiknya sendiri yang membedakan dari alat lainnya.
- Terintegrasi – kapasitas penyimpanannya yang besar, memungkinkan sistem mengintegrasikan data dari berbagai sumber.
- Berorientasi pada subjek – sistem ini menyimpan data berdasarkan subjek atau topik-topik besar yang akan dianalisis, seperti penjualan, distribusi, pemasaran, keuangan, dan SDM.
- Non-Volatile – non-volatile adalah tidak mudah berubah, hilang, atau lenyap dengan sendirinya. Sistem penyimpanan data warehouse memungkinkan semua catatan dipertahankan. Data baru bisa ditambahkan, tetapi data lama tetap tersimpan.
- Variasi waktu – sistem penyimpanan ini juga dilengkapi dengan catatan waktu, sehingga pengguna bisa melacak perubahan hingga membantu analisis tren dan pola historis.
Baca juga: Database Adalah: Pengertian, Jenis, Fungsi, dan Contohnya
Contoh Data Warehouse di Berbagai Industri
Untuk mendapatkan pemahaman lebih dalam mengenai data warehouse, Anda bisa memahami contoh penggunaannya di berbagai industri. Berikut beberapa industri yang biasa menggunakannya.
1. Industri Retail
Salah satu industri yang menggunakan sistem penyimpanan raksasa adalah industri retail. Industri ini biasa menggunakannya untuk menyimpan data terkait riwayat transaksi penjualan, stok barang, perilaku pembelian pelanggan, promo dan diskon, serta kartu loyalitas pelanggan.
Data-data tersebut nantinya akan digunakan untuk menganalisis tren penjualan, menentukan produk yang memerlukan pengisian kembali, dan menentukan promo yang efektif.
2. Industri Perbankan dan Keuangan
Industri perbankan dan keuangan juga menjadi industri yang memiliki catatan besar. Mereka perlu mengorganisir setiap uang yang masuk dan keluar dengan keterangan yang jelas. Industri ini menggunakannya untuk menyimpan riwayat transaksi, pinjaman dan kredit, data risiko finansial, dan lain sebagainya.
Catatan-catatan tersebut akan digunakan sebagai bahan untuk mendeteksi penipuan, analisis risiko kredit, memantau kinerja cabang, hingga memprediksi kebutuhan likuiditas.
3. Industri Kesehatan
Dalam industri kesehatan, data-data yang disimpan cukup kompleks. Mereka memerlukan penyimpanan besar untuk menyimpan rekam medis pasien, hasil lab dan radiologi, data billing dan klaim asuransi, hingga data penjadwalan dokter.
Data-data yang tersimpan akan berguna bagi lembaga kesehatan dalam melihat tren penyakit, meningkatkan kualitas pelayanan, mempercepat proses analisis media, dan optimasi jadwal dokter dan ruang perawatan.
Jenis-Jenis Data Warehouse
Sama seperti penyimpanan lainnya, data warehouse memiliki beberapa jenis yang dapat diaplikasikan sesuai kebutuhan perusahaan. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Enterprise Data Warehouse (EDW)
EDW adalah jenis yang paling umum dan memuat semua data perusahaan atau organisasi. Data yang disimpan, biasanya bersifat historis dan berorientasi pada subjek. Dengan begitu, penyimpanan dapat terpusat dan bisa diakses dengan mudah.
Selain itu, jenis penyimpanan ini dilengkapi dengan prosedur otomatis yang memungkinkan ekstraksi, transformasi, dan analisis data. EDW didukung oleh fitur-fitur utama, seperti integrasi data, pengorganisasian data, dan automasi.
2. Operational Data Store (ODS)
ODS adalah jenis penyimpanan yang dibuat untuk mendukung kebutuhan operasional organisasi. Dengan alat ini, data yang masuk akan disimpan secara terstruktur dan real-time.
Fitur-fitur utama yang disediakan, seperti pembaharuan real-time agar informasi catatan selalu aktual, reduksi redundansi untuk mengatasi dapat duplikat dan menyederhanakan penyimpanan informasi, dan dukungan operasional.
3. Data Mart
Berbeda dari kedua jenis sebelumnya, data mart adalah subset EDW yang hanya berfokus pada unit bisnis tertentu. Catatan-catatan yang tersimpan di dalamnya, biasa digunakan untuk analisis penjualan atau profitabilitas.
Perbedaan Data Warehouse dan Data Mining
Meskipun keduanya sama-sama mengandung istilah ‘data,’ tetapi keduanya adalah alat yang berbeda. Data warehouse adalah alat penyimpanan, sedangkan data mining adalah alat analisis.
Data warehouse bertujuan untuk menyediakan data yang terpadu, terintegrasi, dan siap dianalisis. Sementara data mining bertujuan untuk menghasilkan insight, prediksi, dan rekomendasi.
Perbedaan lainnya juga terletak pada cara kerjanya. Data warehouse bekerja untuk menyimpan dan mengelola data-data yang ada, sedangkan data mining bekerja untuk mengolah data yang sudah ada.
Baca juga: Manajemen Data: Pengertian, Fungsi, dan 7 Contohnya
Cara Kerja Data Warehouse Secara Sederhana
Sebagai sebuah sistem penyimpanan, alat ini bekerja melalui beberapa tahap. Diantaranya sebagai berikut.
- Ekstraksi – pada tahap pertama, sistem akan mengambil data dari berbagai sumber, seperti aplikasi, basis data operasional, dan fail eksternal.
- Transformasi – setelah data dikumpulkan, data akan diubah dan disesuaikan dalam format standar, dicek, dan dicocokkan untuk memastikan keakuratannya.
- Pemuatan (loading) – kemudian data diproses ke dalam sistem data warehouse untuk disimpan dan dikelola.
- Pengelolaan dan penyimpanan – data-data yang masuk dalam sistem, disusun ulang, diberi label, dan dikategorikan agar tersimpan rapi dan mudah dicari.
- Analisis dan pelaporan – pengguna dapat mengaksesnya dengan mudah untuk pengambilan keputusan bisnis yang tepat. Hal ini dapat dilakukan melalui analisis, pelaporan, dan visualisasi.
Tantangan dalam Implementasi Data Warehouse
Data warehouse memang tampak sebagai sistem yang dapat diandalkan untuk menjaga keberlangsungan bisnis. Namun sebenarnya, alat canggih ini juga memiliki tantangan dalam penggunaannya.
Salah satu tantangan utamanya adalah menjaga kualitas data. Data warehouse memungkinkan sistem menyimpan data dari berbagai rentang waktu yang panjang. Namun ternyata, kelebihan ini juga bisa membuat ketidakakuratan dan memengaruhi pengambilan keputusan, karena data ketinggalan zaman.
Tantangan lain yang harus dihadapi perusahaan ketika mengimplementasikan sistem ini adalah pemodelan data. Sistem penyimpanan ini tetap memerlukan desain struktur yang baik untuk mempercepat query dan analisis, data bisa digabungkan secara konsisten, dan mencegah duplikasi data.
Penutup
Data warehouse merupakan sistem penyimpanan berkapasitas besar yang dapat menyimpan, mengorganisir, dan mengelola data-data yang ada. Sistemnya yang terpusat, memungkinkan proses analisis dan audit lebih efisien, akurat, dan minim kesalahan.
Untuk mewujudkan hasil yang representatif dengan keadaan bisnis, gunakan aplikasi lain yang terpercaya, seperti aplikasi audit terbaik dari Audithink.
Aplikasi ini dapat menjadi solusi inovatif untuk membuat analisis dan audit lebih cepat, akurat, dan termonitor. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, tim kami siap melakukan pendampingan profesional untuk berbagai kebutuhan. Informasi lebih lanjut, hubungi tim Audithink kami.



