Dapatkan penawaran menarik sekarang →

Opini Tidak Wajar pada Audit: Definisi, Implikasi, dan Cara Menghindari

Ilustrasi pegawai perusahaan yang mendapatkan opini tidak wajar dalam laporan audit

Tag

Bagikan Artikel

Opini audit merupakan faktor kunci dalam menjaga kepercayaan pemangku kepentingan terhadap perusahaan

Saat auditor memberikan opini tidak wajar, ini menjadi peringatan serius bahwa laporan keuangan perusahaan tidak dapat dipercaya. 

Situasi ini bisa berdampak berat bagi perusahaan, seperti menurunkan reputasi hingga mempengaruhi akses terhadap pendanaan.

Jadi, apa yang dimaksud dengan opini tidak wajar? Bagaimana perusahaan dapat menghindari hal ini? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

Apa itu Opini Tidak Wajar?

Opini tidak wajar adalah pernyataan dari auditor yang menunjukkan bahwa laporan keuangan perusahaan disajikan secara keliru, mengandung ketidakakuratan, dan tidak mencerminkan kondisi sesungguhnya.

Auditor umumnya memberikan opini ini ketika laporan keuangan menyimpang signifikan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Disebut juga dengan istilah “adverse opinion“, opini ini tidak diberikan sembarangan oleh auditor. 

Opini ini diberikan setelah auditor melakukan pemeriksaan mendalam terhadap laporan keuangan dan mengumpulkan bukti-bukti yang cukup untuk mendukung temuan mereka.

Opini ini dapat diberikan baik oleh auditor internal maupun independen. 

Contoh Opini Tidak Wajar

Contoh pemberian opini tidak wajar pada laporan auditor independen.
Sumber: Hukum Line

Pada hasil audit tersebut, opini tidak wajar diberikan karena perusahaan menyajikan aktiva tetap berdasarkan nilai penilaian kembali, bukan harga perolehan sesuai  prinsip akuntansi umum. 

Selain itu, biaya penyusutan tidak diakui secara tepat, menyebabkan saldo persediaan per 31 Desember lebih tinggi dari yang seharusnya. 

Akibatnya, laporan keuangan tidak mencerminkan posisi keuangan yang wajar dan akurat, sehingga auditor menyimpulkan bahwa laporan tersebut menyimpang. 

Berikut merupakan contoh opini tidak wajar dalam audit yang lain.

contoh lain opini tidak wajar pada laporan audit keuangan

Penyebab Opini Tidak Wajar

Pemberian pendapat ini oleh auditor tentunya bukan karena alasan yang tidak jelas, melainkan karena faktor-faktor berikut. 

  • Kesalahan Akuntansi Signifikan: Kesalahan dalam pencatatan atau pengakuan transaksi yang berdampak besar pada laporan keuangan. Contohnya: salah mencatat pendapatan atau biaya sehingga hasil laporan tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya.
  • Ketidaksesuaian dengan Standar Akuntansi: Penggunaan metode akuntansi yang tidak sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku (misalnya, IFRS atau PSAK). Ketidaksesuaian tersebut menyebabkan penyajian laporan keuangan tidak sesuai dengan kaidah standar.
  • Pembatasan Ruang Lingkup Audit: Auditor tidak diberikan akses penuh terhadap informasi yang dibutuhkan, atau ada batasan dalam prosedur audit sehingga mereka tidak bisa melakukan verifikasi atau pengujian yang memadai terhadap suatu bagian dari laporan keuangan.
  • Ketidakpatuhan terhadap Peraturan: Perusahaan mungkin tidak mematuhi peraturan tertentu yang berdampak signifikan pada laporan keuangan, seperti perpajakan, hukum perdagangan, atau peraturan industri
  • Kecurangan atau Fraud: Terjadi indikasi kecurangan atau manipulasi data keuangan yang disengaja oleh pihak manajemen atau pegawai.Contohnya: overstating aset atau understating kewajiban sehingga terjadi distorsi dalam laporan keuangan.

Dampak Opini Tidak Wajar Terhadap Bisnis

Ilustrasi penurunan keuangan karena opini tidak wajar pada laporan audit.
Sumber: Pexels

Tidak hanya terkait kepercayaan pemangku kepentingan, pendapat ini memberikan beberapa dampak negatif pada bisnis diantaranya . 

1. Kepercayaan Investor Menurun

Ketika auditor menyatakan opini tidak wajar, hal ini menunjukkan ada aspek keuangan yang dianggap tidak sesuai dengan standar akuntansi.

Investor mungkin berpikir ada masalah serius dalam manajemen keuangan, yang bisa menyebabkan mereka menarik investasi atau ragu untuk menambah dana. 

2. Reputasi Perusahaan Terpengaruh

Opini ini dapat berdampak pada reputasi perusahaan, terutama di mata calon mitra atau pelanggan. Perusahaan dengan reputasi yang diragukan mungkin lebih sulit menjalin kemitraan bisnis.

Reputasi yang tercoreng ini bisa membuat mitra atau pelanggan potensial memilih bekerja sama dengan kompetitor yang lebih dapat diandalkan. 

3. Akses Terbatas pada Pembiayaan

Opini tidak wajar dapat mempersulit perusahaan untuk mendapatkan pinjaman atau pembiayaan.

Bank atau lembaga keuangan melihat laporan keuangan sebagai salah satu indikator kesehatan bisnis.

Bank mungkin akan mereka menawarkan syarat pinjaman yang lebih ketat atau bahkan menolak pengajuan pembiayaan sama sekali.

4. Kesulitan dalam Proses Pengambilalihan atau Merger

Bagi perusahaan yang sedang dalam proses merger atau akuisisi, opini audit yang tidak wajar bisa menjadi hambatan besar.

Calon pembeli akan melakukan investigasi lebih ketat yang bisa memperlambat atau membatalkan kesepakatan.

5. Kemungkinan Terkena Kasus Hukum

Jika opini tidak wajar disebabkan oleh kesalahan atau penyimpangan keuangan yang disengaja, perusahaan bisa menghadapi masalah hukum.

Hal tersebut karena Ini karena praktik semacam itu dapat melanggar undang-undang keuangan dan perpajakan yang berlaku.

Cara Menghindari Opini Tidak Wajar

  1. Memastikan Pencatatan Akuntansi Akurat
    Hindari kesalahan akuntansi signifikan dengan melakukan pencatatan yang tepat terhadap pendapatan, biaya, dan aset agar laporan keuangan mencerminkan kondisi yang sebenarnya.
  2. Mengikuti Standar Akuntansi yang Berlaku
    Terapkan metode akuntansi yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, seperti IFRS atau PSAK, untuk memastikan laporan keuangan disajikan dengan benar.
  3. Memberikan Akses Penuh kepada Auditor
    Pastikan auditor mendapatkan akses penuh terhadap seluruh informasi dan dokumen yang dibutuhkan untuk memverifikasi data keuangan secara menyeluruh.
  4. Mematuhi Peraturan dan Regulasi Terkait
    Selalu patuhi peraturan perpajakan, hukum perdagangan, dan regulasi industri yang berlaku untuk menghindari pelanggaran yang berdampak pada laporan keuangan.
  5. Mencegah Kecurangan dan Manipulasi Data
    Lakukan pengawasan internal yang ketat untuk mencegah kecurangan (fraud) atau manipulasi data keuangan yang dapat merusak kepercayaan terhadap laporan keuangan.
  6. Mengoreksi Kesalahan Secepatnya
    Jika ditemukan kesalahan dalam laporan keuangan, segera lakukan koreksi sebelum laporan diaudit untuk menghindari dampak buruk dari opini tidak wajar.
  7. Melakukan Audit Internal Secara Berkala
    Lakukan audit internal secara rutin untuk memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi dan integritas data keuangan sebelum diaudit oleh auditor eksternal.

Dengan melakukan langkah-langkah ini, perusahaan dapat mengurangi risiko menerima opini tidak wajar dan menjaga reputasi serta kepercayaan pemangku kepentingan.

Kesimpulan 

Opini tidak wajar pada audit menunjukkan adanya penyimpangan signifikan dalam laporan keuangan yang dapat menurunkan kepercayaan pemangku kepentingan dan berdampak negatif pada reputasi perusahaan. 

Untuk menghindari opini ini, perusahaan perlu memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi, memberikan akses penuh kepada auditor, serta melakukan pencatatan keuangan yang akurat.

Langkah-langkah pencegahan seperti audit internal rutin dan pengawasan terhadap kecurangan dapat membantu menjaga integritas laporan keuangan serta menghindari opini tidak wajar.

Selain itu, gunakan software Audit seperti Audithink yang mampu mengidentifikasi dan menganalisis potensi risiko dalam laporan keuangan secara otomatis.

Software ini juga dapat memantau ketepatan penerapan standar akuntansi, memberikan rekomendasi perbaikan, serta menghasilkan laporan audit yang lebih cepat dan akurat.

Kontak kami sekarang!

Artikel Terkait Lainnya

Ilustrasi wawancara saat proses audit independen
Proses penghitungan laporan keuangan untuk menghindari opini wajar dengan pengecualian
Proses pengecekan laporan keuangan untuk memperoleh opini wajar tanpa pengecualian