Dapatkan penawaran menarik sekarang →

Proses Audit: Pengertian, Tahapan, dan Tips Sukses

Ilustrasi proses audit

Tag

Bagikan Artikel

Proses audit memiliki peran yang signifikan dalam mengidentifikasi celah operasional perusahaan, sehingga langkah perbaikan dapat dirancang secara optimal.

Langkah-langkah perbaikan ini menjadi faktor krusial dalam mendorong produktivitas sekaligus meningkatkan keuntungan perusahaan.

Oleh karena itu, proses audit tidak semestinya dipandang sebagai upaya untuk mencari-cari kesalahan karyawan. 

Dengan prosedur yang tepat, audit justru dapat menjadi alat strategis untuk mendukung kemajuan perusahaan.

Lalu, apa saja tahapan dalam proses audit dan bagaimana cara menjalankannya dengan sukses? Temukan jawabannya dalam pembahasan berikut!

Pengertian Proses Audit

Pekerja yang menghitung uang untuk merencanakan proses audit
Penghitungan Uang dalam Proses Audit (Sumber: Pexels)

Proses audit adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kinerja dan kualitas laporan keuangan sebuah perusahaan.

Proses ini melibatkan auditor sebagai pihak independen yang bertugas mengevaluasi serta memberikan opini objektif.

Seperti yang telah dijelaskan, audit bertujuan untuk memastikan bahwa proses operasional telah berjalan sesuai dengan kontrol yang ditetapkan secara efektif.

Melalui serangkaian tahapan yang dilakukan, diharapkan peluang perbaikan dapat diidentifikasi dan diimplementasikan dengan baik.

4 Tahapan Proses Audit

Secara umum, proses audit dilakukan melalui 4 tahapan yaitu: 

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap awal ini, auditor merancang strategi audit untuk memastikan bahwa proses audit berjalan efektif dan efisien. Untuk itu, auditor biasanya melakukan langkah-langkah berikut:

  • Meminta Dokumen yang Dibutuhkan: Sebelum memulai audit, auditor akan meminta daftar dokumen yang relevan, seperti laporan keuangan, buku besar, rekening koran, hingga laporan audit tahun sebelumnya. 
  • Mempertimbangkan Risiko Bawaan: Auditor harus mengevaluasi risiko inheren, yaitu risiko kesalahan yang mungkin terjadi secara alami dalam laporan keuangan. Contohnya, perhitungan yang rumit lebih rentan salah dibandingkan yang sederhana.
  • Mengembangkan Strategi Audit Awal: Pada tahapan ketiga, auditor akan mengembangkan strategi untuk meminimalkan risiko audit. Hal ini bertujuan agar opini yang diberikan auditor nantinya relevan dan berdasarkan data yang kuat.
  • Memahami Bisnis Klien: Auditor harus mengerti bagaimana bisnis klien beroperasi agar dapat mengidentifikasi potensi masalah yang mungkin muncul, termasuk dari segi kewajiban legal. Mereka akan mempelajari dokumen organisasi, struktur, dan wawancara dengan pihak terkait.

2. Pengujian Informasi

Pengujian informasi melalui wawancara pada proses audit
Pengujian Informasi Melalui Wawancara (Sumber: Pexels)

Setelah rencana audit ditetapkan, auditor mulai menguji dokumen dan data yang telah dikumpulkan yaitu dengan cara: 

  • Mulai Melakukan Kerja Lapangan: Auditor memverifikasi informasi melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan staf terkait untuk menguji kepatuhan klien terhadap standar akuntansi. Pada tahap ini, auditor juga mengevaluasi sistem kontrol internal klien.
  • Prosedur dan Analisis: Dalam melakukan pengujian, auditor menggunakan prosedur analitis untuk mempelajari hubungan antar data, baik dari sisi keuangan maupun non-keuangan, untuk mendeteksi adanya kejanggalan.

3. Mendapatkan Hasil

Setelah pengujian selesai, auditor akan mengevaluasi apakah ada risiko material dalam laporan keuangan:

  • Penemuan Kesalahan atau Risiko Material: Jika ditemukan kesalahan atau masalah dalam laporan keuangan, auditor akan mencatatnya dan mengklarifikasi temuan ini kepada klien. Auditor juga akan bekerja sama dengan tim auditor lainnya untuk memastikan hasil yang didapat konsisten.
  • Rapat Terbuka: Di sinilah auditor menyajikan temuan awal kepada manajemen senior untuk mendiskusikan risiko yang terdeteksi. Jika ada temuan signifikan, auditor akan menyusun tindakan korektif yang mungkin bisa dilakukan oleh klien.

4. Menyusun Hasil Evaluasi

Persetujuan rencana aksi sebagai tahap akhir proses audit
Persetujuan Rencana Aksi (Sumber: Pexels)

Tahap akhir dari proses audit adalah penyusunan laporan hasil audit yang terdiri atas 2 sub tahapan:

  • Menyusun Laporan Audit: Auditor akan menyusun ringkasan dari semua hasil pemeriksaan, termasuk kesalahan dalam perhitungan dan temuan-temuan penting lainnya. Dalam laporan ini, auditor juga memberikan rekomendasi mengenai tindakan yang dapat diambil perusahaan.
  • Menyiapkan Rapat Penutupan: Setelah laporan selesai, auditor akan mengadakan rapat penutupan dengan klien untuk membahas hasil audit dan langkah-langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Auditor akan memastikan bahwa klien memahami laporan dan setuju dengan rencana aksi yang disarankan.

Jenis-jenis Proses Audit

Kesuksesan proses audit tidak lepas dari kesesuaiannya dengan jenis audit yang dilakukan. Berikut merupakan jenis-jenis proses audit secara umum:

  • Proses Audit Preventif: Audit ini bertujuan untuk mencegah masalah sebelum terjadi. Auditor memberikan pedoman yang jelas agar proses berjalan lancar, sekaligus menentukan siapa yang bertanggung jawab atas setiap langkah. 
  • Proses Audit Detektif: Audit ini berfungsi untuk mendeteksi jika ada kesalahan atau anomali dalam proses yang sedang berjalan. Namun, audit ini hanya mengidentifikasi masalah tanpa memberikan solusi atau langkah perbaikan.
  • Proses Audit Korektif: Ketika auditor menemukan masalah, audit ini akan menyelidiki penyebabnya dan menawarkan solusi untuk memperbaikinya. Fokusnya adalah memberikan rekomendasi konkret agar masalah tidak terjadi lagi di masa mendatang.

Tips Proses Audit yang Sukses

  • Persiapkan Dokumen Secara Lengkap
    Pastikan semua dokumen yang relevan, seperti laporan keuangan dan buku besar, telah siap dan terorganisir untuk mempermudah proses audit.
  • Jalin Komunikasi yang Transparan
    Komunikasi yang terbuka dengan auditor sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman selama proses audit. Segera klarifikasi jika ada pertanyaan atau temuan.
  • Lakukan Evaluasi Internal
    Sebelum audit dimulai, lakukan evaluasi internal untuk mengidentifikasi potensi masalah. Ini akan meminimalkan risiko temuan yang dapat berdampak negatif.
  • Berikan Informasi Akurat
    Pastikan data yang diberikan kepada auditor akurat dan dapat dipercaya. Kesalahan data dapat memperlambat proses dan memengaruhi opini auditor.
  • Fokus pada Solusi
    Jika ada temuan, gunakan hasil audit sebagai peluang untuk meningkatkan kinerja, bukan sekadar mencari kesalahan. Fokuskan perhatian pada rencana perbaikan yang konkret.

Kesimpulan

Proses audit yang efektif dapat membantu perusahaan mengidentifikasi celah operasional dan mengambil langkah perbaikan yang sesuai, sehingga meningkatkan produktivitas dan profitabilitas.

Dengan melibatkan software audit seperti Audithink, proses audit akan berjalan lebih cepat dan akurat, menjadikannya alat strategis untuk kemajuan perusahaan

Kontak kami sekarang!

Artikel Terkait Lainnya

Kalander sebagai acuan tahun fiskal di Indonesia
audit operasional
Contoh implementasi proses audit internal ISO pada aspek keuangan