Dapatkan penawaran menarik sekarang →

Mengapa Perusahaan Perlu Diaudit? Ini Penjelasan Lengkapnya

mengapa perusahaan perlu diaudit

Rekomendasi Topik

Bagikan Artikel

Siap Tingkatkan Proses Audit Internal Anda?

Temukan fitur lengkap Audithink dan pilih paket harga yang cocok untuk tim audit Anda. Mulai transformasi audit sekarang!

Daftar Isi

Audit bukan sekadar formalitas administratif — ia adalah instrumen penting untuk memastikan akuntabilitas, kepatuhan, dan keberlanjutan bisnis. Artikel ini membahas secara mendetail alasan perusahaan perlu diaudit, tujuan audit, risiko jika tidak diaudit, faktor yang mewajibkan audit, jenis perusahaan yang perlu diaudit, peran audit internal, serta penjelasan singkat tentang kewajiban audit terkait omset.

Mengapa Perusahaan Perlu Diaudit?

Audit memberikan jaminan independen atas informasi keuangan dan operasional perusahaan. Manfaat utamanya meliputi:

  • Meningkatkan kredibilitas laporan keuangan di mata investor, kreditur, dan mitra bisnis.
  • Menemukan kelemahan kontrol internal sehingga manajemen dapat melakukan perbaikan sebelum masalah berkembang.
  • Mendeteksi dan mencegah kecurangan (fraud) atau penyimpangan prosedur operasional.
  • Memenuhi persyaratan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, kontrak, atau syarat perbankan.

Dengan kata lain, audit membantu mengurangi asymmetric information antara manajemen dan pemangku kepentingan, sekaligus memperkuat tata kelola perusahaan.

Apa Tujuan Utama Audit di Perusahaan?

Tujuan audit dapat dibagi menjadi tujuan eksternal (audit eksternal) dan tujuan internal (audit internal), namun secara umum meliputi:

  1. Memberikan opini independen bahwa laporan keuangan disusun secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang berlaku.
  2. Menilai kepatuhan terhadap peraturan, kebijakan internal, serta persyaratan pihak ketiga (mis. bank, investor).
  3. Mengidentifikasi risiko material — finansial, operasional, atau kepatuhan — dan merekomendasikan mitigasi.
  4. Meningkatkan kualitas pengendalian internal, proses bisnis, dan efisiensi operasional.

Tujuan-tujuan tersebut mendukung tata kelola (governance) yang sehat dan pengambilan keputusan berbasis data.

Apa yang Terjadi Jika Perusahaan Tidak Diaudit?

Ketiadaan audit membuka beberapa risiko nyata:

  • Kesalahan atau manipulasi laporan keuangan yang tidak terdeteksi, berpotensi menyesatkan pemangku kepentingan.
  • Penurunan kepercayaan investor dan kreditur, yang dapat menyulitkan akses pembiayaan atau merusak reputasi.
  • Sanksi hukum atau administratif bila audit merupakan kewajiban menurut peraturan atau kontrak. (Bagian berikut menjelaskan kewajiban hukum.)
  • Kehilangan kesempatan bisnis — mitra strategis sering meminta laporan yang diaudit sebelum menandatangani kontrak.

Singkatnya, tidak diaudit = lebih besar eksposur pada risiko finansial, hukum, dan reputasi.

Apa yang Mengharuskan Suatu Perusahaan Diaudit?

Beberapa pemicu kewajiban audit meliputi:

  • Peraturan perundang-undangan: Undang-Undang Perseroan Terbatas (UU No.40/2007) dan peraturan pasar modal mengatur kondisi ketika laporan keuangan harus diaudit. Misalnya, UU PT memuat kriteria yang memaksa laporan tahunan PT diaudit oleh akuntan publik.
  • Ketentuan regulator sektor keuangan: Emiten, bank, dan lembaga keuangan tunduk pada aturan OJK yang mengharuskan penyampaian laporan keuangan berkala yang diaudit.
  • Persyaratan pihak ketiga: Bank pemberi pinjaman, investor, atau pemegang obligasi sering mensyaratkan laporan audit sebagai syarat pemberian fasilitas.
  • Klausa kontraktual dan kepentingan pemegang saham: Anggota dewan, investor mayoritas, atau investor strategis dapat mengharuskan audit untuk memastikan transparansi.

Jadi, kewajiban audit muncul dari kombinasi hukum, regulator, dan kebutuhan bisnis.

Perusahaan Apa Saja yang Perlu Diaudit?

Tidak semua entitas wajib diaudit setiap saat; namun kelompok berikut umumnya perlu atau dianjurkan untuk diaudit:

  • Perseroan Terbatas (PT) yang memenuhi kriteria aset/omzet tertentu menurut UU.
  • Perusahaan publik (Tbk) dan emiten yang diperdagangkan di pasar modal.
  • Perusahaan dengan pembiayaan eksternal signifikan (bank, investor VC/PE) — audit menjadi persyaratan due diligence.
  • Lembaga keuangan, asuransi, dana pensiun, dan entitas yang menghimpun dana publik — tunduk regulasi khusus dan audit ketat.
  • Perusahaan yang memilih model tata kelola baik: bahkan perusahaan swasta menengah baiknya melakukan audit rutin untuk evaluasi risiko dan meningkatkan kredibilitas.

Keputusan menjalankan audit juga bergantung pada strategi bisnis, ekspektasi pemegang saham, dan kebutuhan akses modal.

Mengapa Perusahaan Membutuhkan Audit Internal?

Audit internal berbeda dengan audit eksternal: fungsinya lebih bersifat pencegahan, continuous improvement, dan advisory. Manfaat audit internal antara lain:

  • Assurance berkelanjutan atas efektivitas pengendalian internal dan manajemen risiko.
  • Deteksi dini kelemahan proses dan rekomendasi perbaikan operasional sehingga mengurangi biaya dan risiko jangka panjang.
  • Mendukung kepatuhan terhadap kebijakan internal dan peraturan eksternal sebelum isu besar muncul.
  • Membantu manajemen strategis dengan insight berbasis risiko untuk alokasi sumber daya yang lebih baik.
  • Koordinasi dengan audit eksternal: laporan dan temuan audit internal seringkali mempercepat proses audit eksternal dan mengurangi biaya.

Organisasi yang sehat memandang audit internal sebagai bagian integral dari tata kelola korporasi, bukan sekadar fungsi kontrol.

Apakah Omset di Atas Rp50 Miliar Wajib Diaudit?

Secara praktis: ya — untuk kategori tertentu menurut UU Perseroan Terbatas, laporan keuangan perseroan wajib diaudit apabila perseroan memiliki total aset atau jumlah peredaran usaha (omzet) minimal Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) atau apabila diatur lain oleh peraturan perundang-undangan. Ketentuan ini tercantum dalam Pasal terkait UU No. 40 Tahun 2007.

Catatan penting:

  • Kewajiban ini berlaku pada entitas berbentuk Perseroan (PT) dan penerapan teknisnya bisa dipengaruhi oleh peraturan pelaksana, sektor usaha, dan ketentuan OJK untuk entitas yang diawasi.
  • Untuk tujuan perpajakan dan peraturan lain, ada pula ketentuan spesifik yang mengatur kapan audit diperlukan; oleh karena itu sebaiknya perusahaan berkonsultasi dengan akuntan publik atau penasihat hukum untuk memastikan kepatuhan.

Rekomendasi Waktu yang Tepat untuk Menjalankan Audit

Untuk memaksimalkan manfaat audit, perusahaan sebaiknya:

  • Menetapkan jadwal audit tahunan untuk audit eksternal (jika wajib) dan audit internal berbasis risiko sepanjang tahun.
  • Menggunakan audit berbasis risiko: fokus ke area yang menimbulkan risiko material (pencatatan pendapatan, persediaan, kas, kontrak besar).
  • Mengintegrasikan teknologi (digital audit tools, continuous monitoring) agar audit lebih efisien, cepat, dan relevan.
  • Menindaklanjuti temuan audit dengan action plan yang jelas, timeline, dan pemantauan progres.

Audit bukan tujuan akhir; implementasi rekomendasi-lah yang menciptakan nilai.

Dapatkan Berbagai Fitur Audit yang Tepat untuk Bisnis Anda

Audit adalah fondasi tata kelola perusahaan yang baik: memastikan laporan keuangan dapat dipercaya, meminimalkan risiko, dan menjaga kepercayaan pemangku kepentingan. Baik perusahaan yang diwajibkan oleh hukum maupun yang melakukannya untuk alasan strategis, audit memberikan nilai nyata untuk keberlanjutan bisnis.

Jika Anda ingin memperkuat proses audit — baik internal maupun eksternal — dengan platform yang memudahkan manajemen temuan, penjadwalan audit, dan pelacakan perbaikan, Audithink menyediakan fitur-fitur lengkap untuk mengotomatisasi dan mengintegrasikan proses audit perusahaan Anda. Pelajari fitur lengkap Audithink dan coba langsung dengan request demo gratis — tim kami akan membantu menyesuaikan solusi sesuai kebutuhan tata kelola dan kepatuhan perusahaan Anda.

Artikel Terkait

berapa lama batas audit
audit berkelanjutan
Pahami tentang ruang lingkup audit internal

Cari tahu bagaimana penerapan aplikasi audit dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan secara berkelanjutan.

Konsultasi Kebutuhan Anda