Dapatkan penawaran menarik sekarang →

Audit Interim: Pengertian, Fungsi, Prosedur, dan Perbedaannya dengan Audit Internal

apa itu audit interim

Rekomendasi Topik

Bagikan Artikel

Siap Tingkatkan Proses Audit Internal Anda?

Temukan fitur lengkap Audithink dan pilih paket harga yang cocok untuk tim audit Anda. Mulai transformasi audit sekarang!

Daftar Isi

Audit interim menjadi komponen penting dalam tata kelola keuangan dan pengendalian internal perusahaan modern. Dilakukan di tengah periode pelaporan (mis. kuartal atau semester), audit interim membantu mendeteksi kelemahan, memastikan kepatuhan, dan mengurangi tekanan kerja pada audit akhir tahun.

Artikel ini menjelaskan secara komprehensif apa itu audit interim, tujuan dan metodenya, hasil yang diharapkan, serta perbedaannya dengan audit internal — disertai rekomendasi praktis dan penutup berisi solusi Audithink untuk mempermudah proses audit.

Apa itu Audit Interim?

Audit interim (juga disebut pemeriksaan interim atau penilaian interim) adalah kegiatan audit yang dilaksanakan oleh auditor — biasanya auditor eksternal atau tim audit independen — pada suatu titik di antara dua periode pelaporan penuh (misalnya pada akhir kuartal sebelum laporan tahunan). Tujuannya bukan untuk memberikan opini akhir atas laporan tahunan, melainkan untuk:

  • Menguji transaksi dan saldo material pada periode berjalan.
  • Menilai efektivitas pengendalian internal saat itu.
  • Mengumpulkan bukti yang dapat digunakan untuk memperkecil lingkup pengujian pada audit akhir.

Audit interim bersifat temporer — artinya hasil dan temuan bersifat snapshot pada saat pemeriksaan dilakukan dan perlu ditindaklanjuti serta divalidasi ulang menjelang penutupan tahun.

Ruang Lingkup dan Istilah Pemeriksaan Interim vs Penilaian Interim

Istilah “pemeriksaan interim” dan “penilaian interim” sering dipakai bergantian. Intinya sama: pemeriksaan terbatas yang dilakukan sebelum audit akhir. Fokusnya dapat meliputi:

  • Transaksi signifikan (penjualan, pembelian, pengeluaran gaji)
  • Akun utama (kas, piutang, persediaan)
  • Kepatuhan terhadap kebijakan internal dan regulasi
  • Prosedur pengendalian kunci (mis. otorisasi, rekonsiliasi)

Fungsi dan Tujuan Audit Interim

Audit interim memiliki beberapa fungsi penting:

  1. Deteksi dini kesalahan dan kecurangan. Temuan awal memberi waktu bagi manajemen untuk memperbaiki sebelum penutupan tahun.
  2. Evaluasi pengendalian internal. Menilai apakah kontrol berjalan efektif sepanjang tahun.
  3. Efisiensi audit tahunan. Dengan sebagian bukti sudah terverifikasi, auditor akhir bisa mengurangi pengujian substantif atau melakukan pengujian tambahan yang lebih terfokus.
  4. Menyediakan informasi manajemen. Laporan interim membantu manajemen mengambil keputusan operasi dan korektif lebih cepat.
  5. Meminimalkan risiko audit. Pengujian awal menurunkan risiko temuan besar saat penutupan.

Kapan dan Mengapa Dilakukan Pengujian Interim?

Timing: Audit interim biasanya dilakukan pada periode-periode berikut:

  • Akhir kuartal (Q1, Q2, Q3)
  • Setengah tahun (semester)
  • Menjelang perubahan proses penting (mis. implementasi ERP)
  • Saat ada indikasi risiko material di luar jadwal

Mengapa auditor melakukan pengujian interim?

  • Untuk memanfaatkan bukti yang masih “fresh” (dokumen transaksi masih tersedia dan saksi masih ingat konteksnya).
  • Untuk menyebarkan beban audit sehingga audit akhir lebih fokus.
  • Untuk memperoleh pemahaman awal atas area-area berisiko tinggi dan menyesuaikan rencana audit akhir.

Faktor penentu cakupan interim:

  • Materialitas dan besaran akun
  • Hasil audit periode sebelumnya
  • Perubahan sistem atau proses
  • Tingkat pengendalian internal yang ada

Metode dan Prosedur Audit Interim

Berikut langkah dan teknik yang biasanya dipakai auditor saat melakukan audit interim:

  1. Perencanaan awal
    • Penentuan tujuan pengujian interim.
    • Identifikasi area berisiko tinggi.
    • Koordinasi dengan manajemen tentang waktu dan dokumentasi.
  2. Prosedur pengendalian (testing controls)
    • Verifikasi bahwa otorisasi transaksi berjalan.
    • Evaluasi rekonsiliasi bank dan pemisahan fungsi.
    • Uji kepatuhan pada prosedur internal.
  3. Prosedur substantif
    • Sampling transaksi: pilih sampel untuk pengujian bukti transaksi.
    • Verifikasi dokumen pendukung (invoice, kontrak, bukti kas keluar/masuk).
    • Konfirmasi pihak ketiga (mis. konfirmasi piutang besar).
  4. Analytical review
    • Bandingkan rasio keuangan antar periode.
    • Identifikasi fluktuasi tidak wajar yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
  5. Dokumentasi
    • Catat temuan, bukti, dan rekomendasi.
    • Siapkan memorandum interim yang bisa menjadi dasar dalil audit akhir.

Teknik sampling: auditor sering memakai sampling statistik atau non-statistik tergantung tujuan (uji kepatuhan vs uji substantif).

Hasil, Pelaporan, dan Tindak Lanjut

Hasil audit interim biasa dirangkum dalam:

  • Management letter: menyorot kelemahan pengendalian dan rekomendasi perbaikan.
  • Memorandum audit interim: dokumen teknis bagi tim audit akhir.
  • Daftar temuan prioritas: diprioritaskan berdasarkan risiko dan materialitas.

Tindak lanjut: manajemen perlu membuat action plan dengan jadwal dan pemilik tindakan. Auditor melakukan follow-up pada jadwal yang disepakati untuk memverifikasi perbaikan.

Dampak pada audit akhir: temuan interim yang tidak ditindaklanjuti bisa memperbesar prosedur audit akhir atau mengubah pendapat audit jika masalah material tidak diperbaiki.

Perbedaan Antara Audit Internal dan Audit Interim

Perbedaan antara audit internal dan audit interim
Sumber foto: Freepik
AspekAudit InternalAudit Interim
PelaksanaTim audit internal perusahaanAuditor eksternal atau tim audit independen
Tujuan utamaMeningkatkan efektivitas operasional & pengendalianMengumpulkan bukti dan menilai saldo/risiko sebelum audit akhir
FrekuensiBerkelanjutan / sesuai rencanaTerjadwal di tengah periode pelaporan
OutputRekomendasi manajemen, laporan operasionalMemorandum audit, management letter, bukti audit
IndependensiKurang independen dibanding eksternalCenderung lebih independen (jika auditor eksternal)
CakupanLebih luas, proses & operasionalLebih difokuskan pada area material & pengendalian finansial

Keduanya saling melengkapi: temuan audit internal dapat menjadi input bagi auditor interim; sebaliknya temuan interim dapat membantu tim internal memperbaiki proses.

Manfaat dan Keterbatasan Audit Interim

Manfaat

  • Deteksi dan perbaikan dini.
  • Pengurangan beban kerja audit tahunan.
  • Penyediaan informasi ke manajemen lebih cepat.
  • Potensi penghematan biaya jangka panjang.

Keterbatasan

  • Bukti mungkin belum lengkap (beberapa transaksi belum selesai).
  • Perubahan setelah interim dapat menghilangkan relevansi beberapa temuan.
  • Tidak menggantikan audit akhir yang memberikan opini atas laporan tahunan.

Checklist Singkat Persiapan Audit Interim untuk Manajemen

  1. Siapkan laporan transaksi bulanan terbaru (bank, piutang, hutang).
  2. Rekonsiliasi akun utama hingga tanggal pemeriksaan.
  3. Dokumen pendukung: invoice, kontrak, bukti pembayaran.
  4. Daftar perubahan proses atau sistem sejak audit terakhir.
  5. Akses ke tim keuangan yang mengetahui transaksi terkait.
  6. Salinan kebijakan & prosedur yang relevan.

Pertanyaan umum terkait Audit Interim

Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan interim?
– Pemeriksaan interim adalah pemeriksaan terbatas pada periode di antara laporan penuh, bertujuan menilai saldo dan kontrol pada saat pemeriksaan berlangsung.

Apa itu penilaian interim?
– Penilaian interim adalah istilah lain untuk pemeriksaan interim — fokus pada evaluasi sementara atas risiko dan pengendalian.

Apa yang dimaksud dengan interim dalam audit?
– Interim menunjukkan waktu pelaksanaan audit yang bukan pada akhir periode pelaporan namun di tengah periode (mis. kuartal).

Mengapa auditor melakukan pengujian interim?
– Untuk mendeteksi masalah lebih awal, mengumpulkan bukti saat tersedia, dan mengurangi lingkup kerja audit akhir.

Apa perbedaan antara audit internal dan interim?
– Audit internal adalah fungsi berkelanjutan yang dijalankan internal; audit interim adalah pemeriksaan terjadwal yang umumnya dilakukan oleh auditor eksternal untuk tujuan audit tahunan.

Rekomendasi Praktis untuk Manajemen Audit Interim

  • Lakukan koordinasi awal antara manajemen, tim keuangan, dan auditor untuk menentukan scope dan jadwal.
  • Persiapkan dokumentasi selengkap mungkin agar auditor dapat bekerja efisien.
  • Tindaklanjuti temuan segera dengan rencana aksi yang jelas.
  • Pertimbangkan penggunaan teknologi audit untuk manajemen bukti, pelacakan temuan, dan pelaporan.

Bagaimana Audithink Membantu Proses Audit Interim Anda?

Menjalankan audit interim secara rutin akan meningkatkan kualitas pelaporan dan memperkecil risiko kejutan pada akhir tahun. Untuk membantu proses ini, Audithink menawarkan platform audit terpadu yang mempermudah:

  • Pembuatan checklist dan rencana audit terstruktur.
  • Pengumpulan dan penyimpanan bukti (dokumen & foto) secara terpusat.
  • Dashboard temuan & risiko real-time untuk manajemen.
  • Otomatisasi laporan interim dan integrasi dengan tools akuntansi.

Ingin mempercepat dan menyederhanakan audit interim Anda? Hubungi tim kami via halaman kontak.

Artikel Terkait

perbedaan akuntansi dan auditing
Apa itu sox audit
kpi audit internal

Cari tahu bagaimana penerapan aplikasi audit dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan secara berkelanjutan.

Konsultasi Kebutuhan Anda