Audit adalah salah satu instrumen penting dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas sebuah organisasi. Proses audit membantu memastikan bahwa laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Sehingga, agar proses audit ini dapat berjalan dengan baik, auditor harus mengikuti panduan yang sudah ditetapkan dalam standar audit.
Standar ini berfungsi sebagai kerangka acuan yang mengarahkan auditor dalam menjalankan tugasnya, memastikan bahwa audit dilakukan dengan cara yang konsisten, komprehensif, dan sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah diakui secara internasional.
Apabila sebuah audit tidak memiliki standar audit yang sesuai, akan cukup sulit bagi auditor untuk menganalisis hasil laporan dan membuat opini auditnya.
Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai pengertian standar audit baik secara umum maupun spesifik, jenis-jenisnya, hingga kualifikasi yang harus dipenuhi oleh seorang auditor dan perbedaannya dengan prosedur audit.
Definisi Standar Audit
Mari kita mulai dengan apa itu standar audit secara umum. Ini adalah pedoman yang digunakan oleh auditor dalam melaksanakan tugas pengecekan mereka.
Standar audit adalah komponen yang dirancang untuk memastikan bahwa pengecekan dilakukan secara independen, objektif, dan berdasarkan bukti yang cukup.
Dengan mengikuti standar ini, auditor diharapkan dapat memberikan opini yang akurat dan dapat dipercaya terhadap laporan keuangan yang sedang melalui proses pengecekan.
Secara spesifik standar audit adalah ketentuan yang telah ditetapkan oleh badan atau organisasi profesi akuntansi, seperti Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) di Indonesia, atau American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) di Amerika Serikat.
Beberapa standar juga dikeluarkan oleh lembaga multinasional seperti International Federation of Accountants (IFAC) yang menetapkan standar secara internasional.
3 Jenis Standar Audit
Jenis-jenis standar pengecekan dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama. Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan, dan Standar Pelaporan.
Masing-masing kelompok ini mencakup berbagai prinsip dan aturan yang dirancang untuk memastikan bahwa pengecekan dilakukan dengan cara yang efektif, efisien, dan objektif.
Standar Umum (General Standards)
Standar umum mengatur persyaratan dasar yang harus dipenuhi oleh auditor sebelum dan selama pelaksanaan audit. Standar ini berfokus pada kompetensi profesional, etika, dan kualifikasi pribadi auditor.
Adapun jenis ini memiliki beberapa komponen sebagai berikut.
Independensi
Auditor harus bersifat independen baik secara mental maupun dalam penampilan saat melakukan pengecekan.
Independensi ini berarti auditor tidak boleh memiliki hubungan keuangan, pribadi, atau bisnis dengan entitas yang diaudit yang dapat mempengaruhi objektivitas dan integritas profesionalnya.
Kompetensi Profesional
Auditor harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang memadai untuk melaksanakan pengecekan laporan keuangan maupun kinerja dengan baik.
Hal ini mencakup pemahaman atas prinsip-prinsip akuntansi, standar auditing, dan praktik terbaik yang berlaku dalam industri yang diaudit.
Due Professional Care
Auditor harus melaksanakan tugasnya dengan tingkat kehati-hatian dan ketelitian yang wajar. Ini berarti auditor harus menggunakan keterampilan profesional dan penilaian yang baik dalam setiap tahap audit, mulai dari perencanaan hingga pelaporan.
Standar Pekerjaan Lapangan (Fieldwork Standards)
Standar pekerjaan lapangan mengatur bagaimana pengecekan laporan harus dilaksanakan di lapangan, termasuk pengumpulan bukti-bukti, pemahaman terhadap entitas yang diaudit, dan supervisi terhadap tim inspeksi.
Standar ini berfokus pada prosedur dan metode yang digunakan oleh auditor untuk memastikan bahwa audit dilakukan secara sistematis dan berdasarkan bukti yang cukup.
Berikut adalah komponen jenis fieldwork standards.
Perencanaan dan Supervisi
Audit harus direncanakan dengan baik dan pekerjaan audit harus diawasi dengan tepat.
Pemahaman atas Entitas yang Diaudit
Auditor harus memahami lingkungan bisnis dan sistem pengendalian internal entitas yang diaudit.
Bukti Audit
Auditor harus memperoleh bukti audit yang memadai dan relevan sebagai dasar untuk menyatakan opini.
Standar Pelaporan (Reporting Standards)
Standar pelaporan mengatur bagaimana auditor harus menyusun dan menyampaikan laporan audit.
Standar ini memastikan bahwa laporan audit memberikan informasi yang jelas, akurat, dan dapat dipercaya oleh pengguna laporan keuangan. Untuk komponen jenis ini adalah sebagai berikut.
Kesimpulan
Auditor harus memberikan kesimpulan yang jelas mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar.
Konsistensi
Auditor harus memastikan bahwa prinsip akuntansi yang digunakan konsisten dengan periode sebelumnya.
Pengungkapan
Auditor harus memastikan bahwa pengungkapan dalam laporan keuangan memadai dan tidak ada informasi yang penting yang disembunyikan.
Opini Auditor
Auditor harus memberikan opini audit yang jelas mengenai kewajaran laporan keuangan yang diaudit.
Kualifikasi Standar Audit
Setelah mengetahui beberapa jenis standar audit, Anda perlu mengetahui kualifikasi yang diperlukan oleh Auditor dalam melaksanakan standar ini.
Pendidikan
Seorang auditor harus memiliki latar belakang pendidikan di bidang akuntansi atau keuangan. Sebagian besar auditor profesional memiliki gelar sarjana di bidang akuntansi.
Sertifikasi Profesional
Di banyak negara, auditor harus memiliki sertifikasi profesional seperti Certified Public Accountant (CPA) atau Akuntan Publik Bersertifikat (APB) di Indonesia.
Sertifikasi ini menunjukkan bahwa auditor telah memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan oleh badan profesi.
Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja di bidang audit sangat penting. Auditor harus memahami berbagai industri dan memiliki pengalaman dalam menangani berbagai jenis entitas.
Kemampuan Analitis
Auditor harus memiliki kemampuan analitis yang kuat untuk mengevaluasi data keuangan dan mengidentifikasi potensi kesalahan atau penyimpangan.
Etika Profesional
Auditor harus memiliki integritas dan etika profesional yang tinggi, termasuk komitmen untuk independensi dan objektivitas.
Perbedaan Standar Audit dengan Prosedur Audit
Keduannya adalah konsep yang penting dalam praktik auditing, tetapi keduanya memiliki peran dan fungsi yang berbeda.
Standar audit adalah pedoman atau prinsip-prinsip umum yang ditetapkan oleh badan profesional akuntansi yang mengatur bagaimana audit harus dilakukan.
Standar ini bersifat normatif dan memberikan kerangka kerja yang mengarahkan auditor dalam menjalankan tugas mereka.
Sementara itu, Prosedur audit merupakan langkah-langkah atau teknik khusus yang dilakukan oleh auditor untuk mengumpulkan bukti audit.
Prosedur ini bersifat praktis dan operasional, dan disesuaikan dengan karakteristik entitas yang diaudit serta tujuan spesifik audit yang sedang dilakukan.
Sehingga perbedaannya lebih terletak pada ketentuan kedua konsep ini, dimana prosedur audit jauh lebih fleksibel dalam hal operasional tergantung keperluan namun standar audit jauh lebih esensial.
Dengan memahami perbedaan ini, auditor dapat mengaplikasikan standar audit untuk menjaga kualitas dan integritas audit, sekaligus menggunakan prosedur audit yang tepat untuk memperoleh bukti yang relevan dalam proses audit.
Ketentuan Standar Audit Internal
Setelah mengetahui mulai dari pengertian hingga perbedaannya, Anda perlu memahami ketentuan untuk standar yang diterapkan pada audit internal. Berikut adalah ketentuannya berdasarkan standar audit internal Indonesia.
Interdependensi
Auditor internal harus bersifat independen, baik secara organisasi maupun individual. Ini berarti auditor harus memiliki kebebasan dari campur tangan pihak manapun dalam organisasi yang dapat mempengaruhi penilaian mereka.
Kompetensi
Auditor internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang memadai untuk melaksanakan tugas audit secara efektif.
Selain itu, auditor internal wajib untuk terus meningkatkan kompetensinya melalui pendidikan berkelanjutan dan pelatihan profesional.
Perencanaan Audit
Auditor internal harus merencanakan setiap tugas audit dengan baik, termasuk menentukan tujuan, ruang lingkup, metode, dan alokasi sumber daya yang diperlukan.
Hal ini karena perencanaan audit harus mempertimbangkan risiko dan pengendalian internal yang ada dalam organisasi.
Pelaksanaan Audit
Audit internal harus dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, dengan mengumpulkan bukti audit yang cukup dan relevan untuk mendukung temuan dan rekomendasi.
Sehingga prosedur audit mematuhi tujuan dari standar audit dan kondisi spesifik dari area yang diaudit.
Pelaporan Audit
Laporan audit harus mencakup penilaian terhadap efektivitas pengendalian internal, manajemen risiko, dan tata kelola organisasi.
Sehingga auditor harus memastikan bahwa laporan audit disampaikan kepada pihak yang tepat, seperti manajemen, dewan direksi, atau komite audit.
Pemantauan dan Evaluasi
Auditor internal harus melakukan pemantauan atas tindak lanjut yang diambil oleh manajemen berdasarkan rekomendasi audit dan melaporkan hasil pemantauan ini kepada pihak yang berwenang dalam organisasi.
Kesimpulan
Demikian penjelasan lengkap artikel ini tentang standar audit. Standar ini merupakan panduan penting yang harus diikuti oleh auditor untuk memastikan bahwa proses audit dilakukan secara efektif dan hasilnya dapat dipercaya.
Jenis-jenis standar audit, mulai dari standar umum hingga standar pelaporan, masing-masing memiliki peran penting dalam menjaga kualitas audit.
Selain itu, kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor, seperti pendidikan, sertifikasi, pengalaman kerja, dan kemampuan analitis, sangat menentukan keberhasilan dalam menjalankan tugas audit.
Audithink merupakan aplikasi audit terpercaya dengan fitur lengkap dan canggih sehingga memudahkan auditor dalam melakukan berbagai jenis auditsesuai dengan standar dan kualifikasi yant telah ditentukan.
Kunjungi website Audithink untuk penjadwalan demo dan informasi lebih lanjut.