Dapatkan penawaran menarik sekarang →

Mengenal Audit Sistem Informasi beserta Contoh dan Tahapan

Ilustrasi audit sistem informasi

Rekomendasi Topik untuk Anda

Bagikan Artikel

Sering kali luput dari perhatian, audit sistem informasi sebenarnya memiliki tingkat kepentingan yang setara dengan audit lainnya, seperti audit keuangan

Mengingat sistem informasi adalah kunci keberhasilan operasional bisnis, audit berkala sangat penting untuk mencegah potensi masalah.

Di artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang apa itu audit sistem informasi, tujuannya, serta tahapan pelaksanaannya. Yuk, simak selengkapnya!

Definisi Audit Sistem Informasi

Audit sistem informasi adalah proses peninjauan untuk memastikan bahwa sistem informasi suatu organisasi bersifat andal, aman, dan efektif.

Dalam proses ini, auditor sistem informasi mengumpulkan data dan bukti untuk menilai apakah sistem informasi telah memenuhi beberapa aspek penting, yaitu:

  • Penerapan sistem pengendalian internal yang memadai
  • Implementasi sistem informasi yang terkomputerisasi
  • Perlindungan terhadap seluruh aset
  • Jaminan terhadap integritas data
  • Keandalan, efisiensi, dan efektivitas sistem

Proses audit sistem informasi yang efektif membutuhkan kolaborasi berbagai keilmuan, meliputi:

  • Audit tradisional
  • Manajemen sistem informasi
  • Sistem informasi akuntansi
  • Ilmu komputer
  • Ilmu perilaku

Contoh Audit Sistem Informasi

Audit sistem informasi telah diterapkan di salah satu rumah sakit di Tasikmalaya yang menggunakan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS). 

Rumah sakit tersebut menghadapi berbagai kendala operasional, seperti lambatnya pemrosesan sistem yang menyebabkan antrean panjang serta ketidaksesuaian data tagihan pasien.

Melalui proses audit sistem informasi, terungkap bahwa tingkat kematangan sistem informasi belum mencapai standar yang diharapkan.

Permasalahan utama yang diidentifikasi meliputi pengelolaan sistem aplikasi yang kurang optimal, keterbatasan dokumen pendukung, dan minimnya pelatihan bagi pengguna sistem.

Beberapa perbaikan yang disarankan antara lain meningkatkan pemeliharaan sistem aplikasi, memperbaiki distribusi dokumen operasional, dan menyediakan pelatihan rutin bagi pengguna.

Selain itu, audit juga merekomendasikan integrasi yang lebih baik antar sistem aplikasi guna memastikan konsistensi dan akurasi data.

Dengan implementasi rekomendasi tersebut, diharapkan operasional rumah sakit dapat berjalan lebih efisien dan memberikan layanan yang lebih baik kepada pasien.

Tujuan Audit Sistem Informasi

1. Pengamanan Aset

Perusahaan harus melindungi aset-aset yang dimilikinya, meliputi:

  • Aset data mencakup data keuangan, personalia, pelanggan, hingga operasional.
  • Aset perangkat lunak seperti aplikasi operasional seperti ERP dan CRM.
  • Aset perangkat keras misalnya perangkat komputer dan server

Apabila sistem informasi tidak dievaluasi secara berkala, terdapat potensi permasalahan seperti kebocoran data dan serangan siber yang dapat merugikan organisasi secara finansial. 

2. Jaminan Integritas Data

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, data adalah salah satu aset paling penting bagi perusahaan, sehingga menjaga integritasnya menjadi hal yang krusial. 

Integritas data di sini berarti memastikan bahwa data perusahaan tetap akurat, konsisten, dan utuh.

Dengan menjaga integritas data, bisnis dapat memanfaatkannya sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat. 

Sebaliknya, data yang tidak terjamin kualitasnya dapat menghasilkan analisis yang keliru, yang pada akhirnya berisiko merusak strategi perusahaan. 

3. Efektivitas Sistem

Tujuan ketiga dari audit sistem informasi adalah meningkatkan efektivitas sistem perusahaan.

Audit ini memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi berbagai aspek sistem informasi yang berkontribusi pada pencapaian tujuan organisasi.

Jika ditemukan kelemahan dalam sistem, perusahaan dapat segera melakukan perbaikan guna mengoptimalkan kinerja sistem. 

Dengan sistem yang lebih andal, proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan akurat untuk perbaikan berkelanjutan perusahaan. 

4. Efisiensi Sistem

Terakhir, audit ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi perusahaan, terutama pada aspek sistem.

Artinya, sistem harus mampu mendukung pencapaian tujuan organisasi dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal.

Melalui audit sistem informasi, perusahaan dapat memastikan bahwa sumber daya, termasuk tenaga kerja serta perangkat keras dan lunak, digunakan secara tepat sesuai kebutuhan. 

Selain itu, sistem informasi yang telah terotomasi secara optimal dapat membantu perusahaan menghemat waktu dan biaya dibandingkan dengan metode manual.

Tahapan Audit Sistem Informasi

Proses audit sistem informasi terbagi menjadi tahapan, yaitu:

1. Tahapan Perencanaan

Pada tahapan pertama, auditor merencanakan proses audit dengan melalui beberapa langkah berikut:

  • Menentukan fokus utama audit.
  • Memahami sistem informasi serta latar belakang perusahaan.
  • Menetapkan ruang lingkup dan prosedur audit.
  • Mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan audit.
  • Mengidentifikasi risiko utama yang akan menjadi prioritas dalam pengujian.

Tahap ini bertujuan untuk memastikan auditor dan klien memiliki pemahaman serta kesepakatan yang selaras terkait proses audit yang akan dilakukan. 

2. Tahapan Pengujian Pengendalian

Setelah proses perencanaan selesai, audit sistem informasi dilanjutkan dengan menguji apakah pengendalian yang disusun telah diimplementasikan dengan baik. 

Ketika risiko yang ada cukup signifikan, pengendalian internal harus bekerja secara optimal untuk mengurangi risiko tersebut.

Apabila kontrol berjalan baik, auditor akan melanjutkan proses pengujian selanjutnya. 

Sebaliknya, jika efektivitas pengendalian belum dapat dipastikan, auditor akan melakukan evaluasi lebih mendalam terhadap pengendalian tersebut. 

3. Tahapan Pengujian Transaksi

Pengujian transaksi meninjau apakah sistem informasi akurat dalam proses pencatatan dan pemrosesan transaksi. 

Hal tersebut bertujuan agar tidak ada kesalahan transaksi keuangan yang berpengaruh terhadap hasil laporan akhir. 

Untuk itu, auditor akan memeriksa apakah catatan di sistem informasi sesuai dengan dokumen pendukung.

4. Tahapan Pengujian Keseimbangan atau Keseluruhan Hasil

Langkah ini bertujuan memastikan laporan yang dihasilkan oleh sistem informasi benar dan akurat melalui proses verifikasi data lanjutan.

Proses verifikasi mencakup kegiatan seperti stok opname, konfirmasi dengan pihak ketiga, serta perhitungan penyusutan. 

5. Tahapan Akhir

Ilustrasi laporan audit sistem informasi
Sumber: Pexels

Pada tahap ini, pengujian tambahan dilakukan untuk memastikan kesimpulan yang dihasilkan bersifat akurat. 

Auditor akan mengevaluasi sejauh mana sistem informasi yang ada mendukung operasional perusahaan secara optimal.

Setelah pengujian selesai, laporan akhir disusun, yang mencakup temuan, analisis, serta rekomendasi perbaikan. 

Laporan ini kemudian disampaikan kepada klien sebagai hasil dari keseluruhan proses audit.

Jenis Audit Sistem Informasi

Berdasarkan tujuannya, audit sistem informasi diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1. Audit Sistem Informasi dalam Aspek Laporan Keuangan

Ilustrasi Audit Sistem Informasi dalam Aspek Laporan Keuangan
Sumber: Pexels

Audit sistem informasi ini bertujuan untuk meninjau laporan keuangan perusahaan

Jika proses pencatatan keuangan telah terkomputerisasi, audit dilakukan pada sistem informasi yang digunakan.

Melalui audit sistem informasi, auditor akan menilai apakah sistem informasi telah berjalan sesuai standar untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan.

2. Audit Sistem Informasi dalam Aspek Operasional

Audit jenis ini mengevaluasi bagaimana sistem informasi dapat mendukung kebutuhan operasional perusahaan. Audit operasional diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Post-Implementation Audit

Audit ini dilakukan setelah aplikasi komputer diterapkan di perusahaan untuk memastikan bahwa aplikasi tersebut memenuhi kebutuhan pengguna dan berjalan secara efisien. 

Dalam tahap ini, auditor akan memberikan rekomendasi apakah sistem informasi dapat terus digunakan, memerlukan perbaikan, atau bahkan harus dihentikan.

b. Concurrent Audit

Jenis audit ini melibatkan auditor secara langsung dalam proses pengembangan sistem sebagai bagian dari tim. 

Auditor berperan membantu memastikan kualitas sistem sesuai standar yang berlaku dan mengidentifikasi potensi kesalahan sedini mungkin untuk mencegah masalah di kemudian hari.

c. Functional Performance Audit

Audit ini berfokus pada penilaian kinerja keseluruhan sistem informasi yang telah digunakan. 

Penilaian mencakup aspek pengelolaan sistem, pengendalian dalam proses pengembangan, serta upaya pengembangan sistem untuk memastikan performa optimal.

Audithink sebagai Solusi Audit Sistem Informasi 

Sebagai sistem informasi untuk manajemen audit internal, Audithink menawarkan solusi komprehensif yang membantu perusahaan dalam menjalankan proses audit sistem informasi secara efisien. 

Audithink mampu mengotomatisasi tahapan audit, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pelaporan untuk mengurangi risiko kesalahan manual dan meningkatkan kecepatan proses audit. 

Audithink juga membantu mengidentifikasi risiko yang berkaitan dengan sistem informasi, seperti ketidakpatuhan terhadap regulasi. Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan penawaran khusus seputar fitur aplikasi audit!

Artikel Terkait Lainnya

Audit surveillance
audit universe
audit it